Memberi Nama yang Baik


Identitas dengan nama-nama nyeleneh. 
Saat ini sedang heboh nama-nama tak lazim yang disandang berbagai kalangan. Mulai nama Tuhan yang menggemparkan, Syaiton, Nabi hingga Allah. Bahkan koran Jawa Pos membuat laporan khusus tentang nama-nama aneh tersebut. Ada yang namanya cuma . (baca: Titik), N, O dan Z. Ada yang namanya padanan kata Bahasa Inggris seperti Happy New Year, Andy Go To School dan Rudy a Good Boy.

  
Nama-nama aneh itu, terkadang malah menyulitkan si anak maupun orangtuanya. Sering bersitegang dengan pihak-pihak terkait masalah administrasi. Karena itu, nama yang baik sangat penting. Identitas pertama adalah nama. Bahkan seluruh benda di langit dan di bumi, binatang dan tanaman, semua diberi nama. 

 Bukan hanya di dunia, kelak nama kita akan dipanggil saat yaumul akhir. Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya kamu akan dipanggil pada Hari Kiamat nanti dengan nama-namamu dan juga nama bapak-bapakmu, maka perindahlah nama-namamu” (HR Imam Abu Daud).

Tanyakan pada sang pemilik nama, nama adalah anugerah yang akan jadi kebanggaan bagi sang buah hati. Sangat menyedihkan jika seorang anak menyandang nama-nama yang buruk. Di Jawa, dulu ada orang yang diberi nama “Cikrak.” Tahu artinya? Itu adalah pengki yang terbuat dari anyaman bambu tanpa gagang. Biasanya dijual bersama dengan tempat sampah bambu sebagai pasangan alat kebersihan yang berbasis lingkungan. Bayangkan bagaimana perasaan si empunya nama.
Nah, nama yang baik adalah hak anak. Jika anak kelak tidak suka, boleh saja dia mengubah namanya sendiri menjadi lebih baik. Tentu dalam hukum positif saat ini, ada syarat dan aturannya. Hal itu menyangkut ketertiban dalam administrasi.
Maka benar jika Rasulullah SAW jauh-jauh hari mengajarkan umatnya agar memberi nama yang baik pada anak-anaknya. Sebab, nama adalah doa. Nama adalah kebanggaan bagi anak. Nama adalah kemuliaan. Pemberian nama disunahkan pada hari ke-7, yaitu ketika diadakan akikah. Ketika akikah, nama tersebut diumumkan agar masyarakat mengenal nama sang bayi. Namun, sebaiknya nama sudah disiapkan sejak bayi dalam kandungan.
Nama dapat dipilih melalui musyawarah suami-istri, meski sang bapak yang paling berhak memutuskan. Dalam menentukan nama bayi, ada lima kaidah yang dapat dipergunakan agar pemilihan nama tidak melenceng dari syariat Islam:
1. Nama-nama yang bermakna penghambaan kepada Allah SWT digabung dengan nama-nama-Nya yang indah (asmaul husna), misalnya Abdul Aziz dan Abdul Ghoniy.
2. Nama dapat dinisbatkan kepada para nabi. Para ulama sepakat tentang kebolehan memberi nama anak dengan nama para nabi, seperti Muhammad, Yusuf, dan Nuh.
3. Nama dapat diambil dari nama para sahabat, tabi’in, atau orang shaleh.
4. Nama yang mencerminkan doa, harapan, simbol kemuliaan, atau dorongan untuk berbuat kebaikan. Seperti Raihan (wewangian surga), Firdaus (surga tertinggi), Ahsan (yang lebih baik), Khair (yang paling baik), atau Qurrata A’yun (penyejuk mata).
Sebaliknya, ada larangan memberi nama buruk, seperti:
1. Nama yang bermakna penghambaan kepada selain Allah SWT, misalnya penghambaan terhadap benda-benda. Seperti Abdul Ka’bah (hamba Ka’bah), Abdus Syamsi (hamba matahari), atau Abdul Butun (hamba perut).
2. Nama-nama Allah tanpa imbuhan kata yang menunjukkan penghambaan, misalnya Rahim (Maha Penyayang), Rahman (Maha Pengasih), atau Khaliq (Maha Pencipta).
3. Nama-nama musuh Islam, seperti Abu Lahab; nama-nama patung atau berhala, seperti Uzza, Lata, dan Manat; atau nama lain yang merupakan simbol kekafiran dan permusuhan terhadap Islam.
4. Nama-nama yang mencerminkan pemujaan terhadap diri sendiri secara berlebihan. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya nama yang paling dibenci Allah adalah orang yang bernama Malakul Amlak (raja diraja).” (HR Bukhari dan Muslim).
5. Nama-nama yang tidak memiliki makna kebaikan atau nama-nama yang bermakna perbuatan buruk atau maksiat. Termasuk nama-nama setan.
6. Nama-nama hewan yang dikenal dengan sifat-sifat buruknya, misalnya Kalbun (anjing) atau Himar (keledai).
Demikianlah, nama itu memuliakan sang pemilik nama, agar kelak menjadi orang yang benar-benar menjaga nama baiknya. Jangan sampai namanya indah, bagus dan saleh, tapi kelakuannya bertolak belakang. Jadi, yang ideal adalah namanya baik, didukung perilaku dan kepribadian yang baik pula.(kholda)

1 comment:

Efi said...

kasihan ya kalau nama anak-anak aneh dan jadi olok-olokan.
Btw salam kenal,mak. Please cek inbox FB atau spam (masih ddi fb juga) ya. :)