Curcol

Membangun Impian

Tahun 2004 aku bermimpi bisa menerbitkan buku, alhamdulillah, 2005 terwujud. Sekarang masih menyimpan mimpi melahirkan buku best seller yang belum terwujud. Tapi saya yakin kelak akan terwujud, karena Allah SWT selalu mengikuti persangkaan hamba-Nya. Maka bermimpilah yang indah, ideal dan terbaik. Insya Allah pasti terwujud.

Ini dia mimpiku yang pernah kutulis dulu:
 
My Dream

    Sebuah hari yang mengubah arah hidupku. Aku tak ingat kapan tepatnya.  Hari yang memantapkan arahku untuk menjadi penulis. Saat itu, di hadapan motivator terkemuka Bapak +Jamil Azzaini (terima kasih inspirasinya, Pak), aku berazam untuk menjadi penulis.
    Pasti tahu kan, beliau jagonya menularkan mimpi. Bahwa setiap orang harus bermimpi setinggi langit. Sesuatu yang tak pernah ada dalam benakku sejak kecil. Maklum, wong ndeso, nggak berani bercita-cita mau jadi apa. Tapi, bagiku tak ada kata terlambat untuk bermimpi. Jadi, sejak itu aku beranikan merajut mimpi-mimpiku.
    Nah, mimpi itu telah kutuliskan sebagai proposal hidup yang akan kujalani. Semoga goresan ini menjadi saksi bahwa setidaknya aku telah bernah berjanji pada diri sendiri. Apa mimpiku? 
    Ini dia mimpi besarku, yang kutulis “menyontek” cara Pak Jamil merajut mimpinya:


Langkah  I: Penetapan Tekad Besar

I. Tekad Besar

Tekad besar saya lima tahun yang akan datang: Menjadi Penulis

II. Alasan Utama Penetapan Mimpi Besar

    Kompetensi saya di bidang jurnalistik, terbukti saya tidak mengalami kesulitan berarti dalam teknik penulisan.
    Tulisan saya mampu bersaing dengan penulis lain, terbukti beberapa kali memenangkan lomba penulisan artikel/karya ilmiah.
    Saya memiliki beberapa relasi yang kompeten dengan bidang jurnalistik yang mendorong saya mengembangkan kemampuan saya menulis sekaligus menjadi guru tempat saya belajar menggali ilmu.
    Menjadi penulis adalah salah satu cara untuk menyebarkan ilmu dan menyampaikan opini kepada masyarakat luas, sekaligus bisa menjadi sumber penghasilan.
    Saya cukup intens mengamati problem-problem sosial kemasyarakatan, khususnya di Bogor.

III. Indikator Lima Tahun ke Depan

    Telah menulis lima buku (satu tahun satu buku) dan salah satunya menjadi best seller.
    Telah menulis artikel di media cetak baik lokal maupun nasional, minimal tiap bulan 1 buah artikel, khususnya menyangkut masalah sosial-kemasyarakatan dan kewanitaan.
    Telah memberikan training-training jurnalistik untuk melakukan pengkaderan penulis dan mengisi forum-forum diskusi, seminar, bedah buku dan sejenisnya terkait dengan tema-tema sosial kemasyarakatan, kewanitaan dan remaja.
    Saya semakin produktif menulis, kaya akan ide dan semakin percaya diri.
    Saya semakin ikhlas, rendah hati, tawadhu’ dan semakin bersemangat menyebarkan kebaikan kepada orang lain.

Langkah 2: Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan Diri

I. Kekuatan Diri

    Memiliki pengalaman menulis karena terjun langsung ke dunia jurnalistik.
    Mampu menulis dengan waktu relatif cepat dan cukup berbobot (kata orang).
    Memiliki sumber referensi yang kaya akan argumen-argumen yang kuat dan tak terpatahkan.
    Memiliki keluarga, teman-teman dan lingkungan yang sangat mendukung.
    Memiliki fasilitas yang mendukung untuk menjadi penulis, seperti perangkat komputer dan internet.

II. Kelemahan Diri

    Terkadang masih minder, kurang percaya diri dan kurang bisa bersosialisasi, khususnya di hadapan orang yang saya anggap memiliki valensi lebih tinggi dari saya.
    Daya analisis, penguasaan kosa kata dan kreativitas menggali ide masih rendah.
    Penguasaan wawasan umum dan tsaqofah Islam masih rendah.
    Retorika menyampaikan/mengisi forum kurang terasah.
    Belum bisa memaksimalkan waktu.
    Kemampuan bahasa asing (Inggris dan Arab) masih rendah.
    Kepribadian belum kokoh, masih sering terbawa arus dan nilai-nilai ruhiyah belum tertancap kuat.

Langkah 3: Allah SWT Merupakan Hakim atas Semua Aktivitas

I. Kerjakan Semua Perintah Allah SWT
    Saya akan berusaha seoptimal mungkin bahwa apapun yang saya lakukan hanya berharap pujian dan penilaian dari Allah SWT. Saya akan berusaha secara optimal untuk selalu mengerjakan semua yang diperintahkan Allah SWT. Dalam hal ibadah, saya akan selalu berusaha untuk meningkatkan keimanan saya dengan cara:

    Salat wajib tepat waktu dan bila memungkinkan berjamaah.
    Salat rawatib
    Salat dhuha setiap hari
    Salah tahajud minimal 3 kali dalam seminggu
    Membaca Alquran setiap hari
    Mendoakan orang tua, keluarga dan semua orang yang saya sayangi.
    Berdakwah di berbagai kesempatan

II. Tinggalkan Maksiat Sekecil Apapun
   
    Sebagai manusia biasa saya pasti pernah berbuat salah. Namun demikian saya akan berusaha dengan kekuatan penuh untuk menghindari maksiat sekecil apapun. Selain itu saya akan melakukan aktivitas rutin istighfar minimal 100 kali dalam sehari.
    Apabila suatu saat saya melakukan maksiat, baik secara sengaja maupun tidak, saka akan segera meminta ampun kepada Allah SWT dan berupaya tidak mengulangi lagi. Selain itu saya akan melakukan kebaikan yang manfaatnya dirasakan oleh orang lain sebagai penebus kesalahan yang saya lakukan.

Langkah 4: Terus Menerus Meningkatkan Valensi

I. Meningkatkan Kemampuan Menulis

    Memperluas wawasan
    Mempertajam daya analisis
    Meningkatkan kreativitas, terutama dalam menggali ide

II. Belajar dan Mengajarkan

    Belajar dari penulis-penulis yang sudah berhasil, baik dengan membaca buku karyanya, browsing di internet maupun berdiskusi langsung dengan orang yang berkompeten.
    Lebih intens belajar tsaqofah Islam dan Bahasa Arab
    Lebih rajin membaca apa saja (buku, majalah, media massa, dll) yang saya anggap bermanfaat dan mampu meningkatkan valensi saya.
    Mengajarkan kepada orang lain, baik melalui forum resmi seperti pengajian, seminar, training maupun secara personal.

III. Memilih Guru Kehidupan

    Saya akan mengangkat setiap orang yang saya anggap memiliki valensi tinggi dan mampu memberikan inspirasi kepada saya sebagai guru kehidupan. Saya akan belajar kepada mereka dan saya akan memperlakukan mereka dengan cara terhormat, mendoakan mereka dan selalu mengambil pelajaran dari mereka.

IV. Memilih Partner Sukses
Saya akan memilih orang-orang yang siap mencapai sukses hidup di masa yang akan datang. Saya harus mengerti secara mendalam mimpi besar partner saya. Mereka akan selalu saya dukung untuk mencapai mimpinya. Saya akan mendoakan mereka secara bergiliran dengan menyebut nama-nama mereka dalam doa saya.

Langkah 5: Ambillah Risiko yang Menantang
I. Saya akan berusaha selalu melakukan perbaikan terus menerus.
II. Saya akan selalu bangkit dari kegagalan.
III.Jika saya berpikir bisa, Insya Allah saya bisa.

Langkah 6: Milikilah Komitmen

    Mulai hari ini saya berkomitmen dan berjanji akan berusaha sepenuh hati dan sekuat tenaga mewujudkan mimpi besar saya dengan cara:
    Menjadikan Allah SWT dan Rasulnya sebagai hakim atas semua pikiran, perkataan dan perbuatan saya.
    Terus menerus meningkatkan valensi saya.
    Memperluas dan memperkuat relasi saya.
    Berani mengambil risiko yang terukur.
    Melakukan aktivitas secara bertahap dan konsisten untuk mewujudkan mimpi besar saya.
    Selalu berdoa dan memohon pertolongan Allah SWT agar mimpi besar saya bisa terwujud.

Ya Allah SWT…saksikanlah dan kabulkanlah. Amin.
Hamba yang lemah
Bogor, Mei 2005
Asri Supatmiati