Jangan Nyinyir Soal Poligami


* Seri Catatan Harian Bunda (10)


Suatu ketika saya menyimak obrolan ibu-ibu ideologis tentang tema poligami di dunia maya. Tepatnya di salah satu grup. Salah satunya, menyindir status-status facebook seorang ikhwan (mohon maaf bagi yang merasa tersindir), yang sangat lebay memposting poligami dengan sangat provokatif.
Sejatinya saya setuju dengan ibu-ibu tadi: muak dan eneg menyimak status FB soal poligami tersebut. Walaupun --seperti biasa-- saya cuma baca-baca sekilas, malas nimbrung ikut terjebak pro-kontra. Saya memang bukan orang yang suka –tepatnya merasa buang-buang waktu-- mengomentari status-status (gak penting) seseorang.
Jangankan komentar tulisan orang lain, meng-up date status sendiri pun nggak selalu tiap hari. Padahal tiap hari sebenarnya online dan memantau FB (cieh...memantau), kecuali hari Ahad. Apalagi sejak punya grup Belajar Nulis, sangat jarang up-date status pribadi. Komentar di grup pun hanya yang benar-benar saya merasa harus komentar. Yah, saya memang orang yang pelit kata-kata hehe...
Nah, kembali ke soal poligami, saya merasa prihatin. Kenapa poligami jadi bahan gunjingan, khususnya di dunia maya. Bahkan di BlackBerry pun, ada grup yang ngerumpiin soal poligami. Tentu saja yang gabung para ikhwan (info ini saya dapat juga dari salah satu ikhwan, bukan suami saya loh ya!). Duh!
Terdorong rasa galau, daripada komentar di dunia maya yang dibaca seantero dunia, saya lebih suka action langsung. Saya mengontak ikhwan tersebut (kebetulan saya kenal) dan ¨memprovokasinya¨ agar praktik poligami daripada sekadar wacana-wacana.
Ia pun menantang untuk dicarikan calon. Oke, saat itu juga segera saya ¨sodorkan¨ biodata akhwat yang kebetulan siap untuk menjalani pernikahan, baik monogami maupun poligami. Hasilnya? Nihil! Tidak ada jawaban sampai sekarang. Dan setahu saya, sampai sekarang ikhwan itu belum juga berpoligami. Tapi status di FB-nya, masih juga menyinggung poligami. Duh!
Lalu ada ikhwan lain –karena mendapat info saya punya beberapa kandidat akhwat yang siap dinikahi, termasuk dipoligami-- mengontak dan mencari info tentang akhwat kepada saya. Hasilnya? Tak ada action sampai sekarang.
Padahal, di sekitar saya memang benar-benar ada akhwat-akhwat yang siap dinikahi, baik monogami maupun poligami. Ada yang gadis, ada pula yang janda. Mereka belum juga bertemu jodohnya hingga saat ini. Ingin sekali membantu mereka. Ya, saya termasuk orang yang suka jadi makcomblang hehe...
Akhirnya beberapa saya bantu, tapi juga belum berjodoh. Sampai saat ini belum ada ikhwan yang mau (setidaknya beberapa ikhwan yang saya kenal). Semoga bukan karena poligami hanya dijadikan bahan gunjingan nyinyir. Sebagaimana tulisan ini, mungkin ada di antara Anda yang membatin: nggak penting banget sih!(*)

Bogor, 18 September 2012

Singa sang raja hutan yang dikenal playboy, raja kawin hehe...(Foto by Asri. Location: Taman Safari Indonesia).