Lampu
merah darurat anak musti dinyalakan terang-terang. Anak-anak saat ini
terus menjadi incaran tindak kejahatan. Termasuk penculikan dan
sindikat narkoba. Terbaru, AL, bocah 11 tahun di Legenda Wisata
Wanaherang, Cibubur, diculik usai salat maghrib, 23 Agustus lalu.
Saat ditemukan, siswa kelas IV SD itu luka-luka. Setelah dites urine,
ternyata telah dicekoki narkoba (okezone, 26/8/15). Sampai tulisan
ini dibuat, masih diselidiki motif dan pelakunya.
Foto: kompasiana.com |
Pada
saat yang sama, ibu-ibu sempat dihebohkan berita beredarnya permen
yang mengandung narkoba di wilayah Bogor. Kabar itu menyebar secara
viral melalui broadcast yang cukup meresahkan. Kepala BNN Kabupaten
Bogor, Nugraha Setia Budi mengatakan, para pengedar mulai menyamarkan
jenis narkoba ke dalam campuran bahan pembuat permen, untuk target
pasar anak-anak pelajar. “Jenis ini diduga sudah beredar di Bogor,
kami masih melakukan penelusuran,” ujarnya, seperti dilansir Radar
Bogor, Jumat (21/8/15).
Namun,
berita itu ditepis BNN pusat. "BNN Kabupaten Bogor menemukan
beberapa sample diduga berisi narkotika. Setelah diuji di lab BNN,
sample tersebut negatif," kata Kabag Humas BNN Kombes Pol Slamet
Pribadi Slamet kepada wartawan, Kamis (27/8/15).
Kepala
UPT Laboratorium BNN Kombes Pol Kuswardani menegaskan, hasil
pemeriksaan di lab ditemukan zat-zat pemanis sama yang ada dalam
permen. "Saya hanya menemukan itu saja tidak menemukan apa-apa.
Tidak ada bahan berbahaya zat pewarna pun zat warna makanan,"
tegas Kuswardani (sindonews.com, 27/8/15).
Kendati
begitu, ini tetap menjadi peringatan bagi orangtua. Betapa anak-anak
saat ini terus dalam ancaman. Kini narkoba mengincar mereka.
Anak-anak usia sekolah dasar (SD). Jika 2004 lalu data menyebut, 70
persen dari 4 juta pecandu narkoba adalah usia 14-20 tahun
(tempo.interaktif), tampaknya sasaran sindikat mulai bergeser ke yang
lebih muda. “Bahkan sudah menyusup ke anak usia SD,” ujar Muchlis
Catyo, Kepala Subdit Kesiswaan Direktorat Pendidikan Menengah Umum
Departemen Pendidikan Nasional waktu itu.
MAKIN
DINI
Kerusakan
generasi saat ini sudah tampak nyata di depan mata. Di kalangan usia
remaja, 14-20 tahunan, sudah gamblang bagaimana profilnya. Mereka
rata-rata memiliki ciri-ciri: terbuka, ekpresif, instan, nyandu
(teknologi, games, media sosial) dan ngartis (silau dengan dunia
entertaiment). Hidup mereka tak lepas dari lingkaran fun, food,
fashion dan film.
Nah,
kerusakan itu hendak dibuat lebih dini lagi. Mulai usia prabaligh
(SD). Ya, generasi di bawahnya, tak ayal cenderung meniru. Maka
anak-anak SD pun sudah tidak asing dengan istilah pacaran dan adegan
porno. Hafal lagu-lagu Barat. Ngefans berat dengan para idola.
Ditambah
satu lagi, kini mereka juga dirancang untuk memiliki kecanduan
terhadap narkoba. Sekarang saja, rokok –sebagai salah satu pintu
narkoba-- sudah cukup dikenal di kalangan siswa berseragam merah
putih itu. Selanjutnya tentu narkoba.
PERANG
GLOBAL
Indonesia
telah menjadi surga bagi peredaran narkoba. Ini tidak bisa dilepaskan
dari perang ideologi yang dilancarkan Barat. Buktinya, banyak peredar
narkoba yang notabene orang asing. Ketika mereka hendak dijatuhi
hukuman tegas (mati), seluruh pejuang kebebasan meneriakkan HAM (hak
asasi manusia). Mereka tak lain adalah agen-agen penjajah yang
sengaja merusak generasi kaum muslimin.
Indonesia
sebagai negeri berpenduduk mayoritas muslim, dimana sistem keamanan
dan hukumnya relatif lemah, menjadi sasaran empuk sindikat narkoba.
Tentu bukan semata-mata bisnis yang mengeruk keuntungan menggiurkan,
sejalan dengan itu juga upaya merusak pola pikir masyarakat.
Memang
belum ada pembuktian tentang ini, namun asumsi bahwa narkoba sengaja
dijadikan senjata untuk “menyerang” dunia Islam, bukan hal
mustahil. Jika semata mengeruk uang, mengapa menjadikan anak-anak
sebagai sasaran? Bukankah mereka belum bekerja dan tidak memiliki
uang sendiri? Jelas, ini ada upaya sistematis untuk merusak mereka.
Hal
ini seiring dengan serangan pemikiran dan budaya kebebasan yang
dilahirkan oleh ideologi kapitalisme-sekularisme Barat, yang terus
menghantam bertubi-tubi. Melalui tawaran gaya hidup bebas, anak-anak
muda tersihir membebek segala yang berasal dari Barat. Sejak saat
itu, sedikit demi sedikit tergeruslah pola pikir dan pola sikap
mereka hingga jauh dari nilai-nilai agama.
Itulah
serangan mematikan yang dilancarkan Barat untuk melumpuhkan generasi
umat Islam. Generasi muda Islam yang diharapkan akan menjadi penerus
perjuangan menegakkan panji Islam menjadi sasaran utamanya.
Harapannya, generasi muda menjadi terlena mengejar kesenangan semu.
Lupa akan tugasnya membentuk diri menjadi pribadi-pribadi mujahidin
yang kelak menegakkan peradaban Islam.
ANCAMAN
IDEOLOGI
Ideologi
sekuler dengan ide kebebasannya telah sukses merusak pandangan hidup
generasi muda muslimin. Tampaklah kerendahan pola pikir dan
merosotnya akhlak. Lalu narkoba melengkapi untuk melemahkan fisik,
mental maupun intelektual mereka. Inilah ancaman bagi umat muslim,
dimana kelemahan generasi akan memudahkan bagi kafir penjajah untuk
mempertahankan hegemoninya, menjajah dan memperbudak bangsa-bangsa
muslim saat ini dan seterusnya.
Semakin
meningkatnya peredaran narkoba di dunia Islam, jelas merupakan salah
satu bentuk serangan orang-orang kafir pada kaum muslimin. Oleh
karena itu, bagi kaum muslimin yang masih memiliki harga diri sebagai
umat Islam, tidak selayaknya diam menyaksikan serangan gencar
orang-orang kafir itu pada kaum muslimin.
Tidak
sepatutnya kaum muslimin membiarkan pembunuhan terhadap tunas-tunas
muda ini terjadi. Allah SWT berfirman: “Dan hendaklah takut kepada
Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka
anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)
mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan
hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar". (Qs. An Nisa
9).
KHILAFAH
MENDESAK
Upaya
melawan sindikat narkoba akan sia-sia jika sistem yang diterapkan
masih sekuler-kapitalis seperti saat ini. Negara di bawah ketiak
sekulerisme, jelas tak bisa diharapkan sebagai perisai bagi anak-anak
dari ancaman narkoba. Karena, sesungguhnya ideologi inilah yang
menjadi produsen narkoba itu sendiri.
Satu-satunya
jalan selamat bagi umat muslim dari ancaman narkoba adalah menegakkan
sistem antimadat yang hakiki, yakni sistem Islam. Tampaklah semakin
mendesaknya kebutuhan akan tegaknya Khilafah Islamiah untuk
menerapkan sistem hidup islami.
Sistem
yang mengayomi dan melindungi anak-anai dari segala ancaman, baik
ancaman pemikiran maupun moral mereka. Negara inilah yang akan tegas
melarang peredaran narkoba, menghukum berat pelakunya dan berdaulat
sebagai bangsa mandiri yang tak takut tekanan asing dalam menegakkan
hukum. Negara yang berprinsip pada halal-haram, dan bukan kebebasan
pada pelaksaan seluruh aspek kehidupannya.
Negara
yang melarang peredaran budaya asing yang menyesatkan. Menyaring
pemikiran yang bertentangan dengan Islam. Negara yang mengenyahkan
segala bentuk rangsangan hidup hedonis, instan dan bebas. Negara yang
akan menyibukkan anak-anak dan remaja dengan proses belajar-mengajar
dan kecintaan pada ilmu sejak dini. Sehingga lahirlah
generasi-generasi berkepribadian kuat, pola pikir mantap, akhlak
mulia dan kuat fisik serta mental. Kiranya kapan negara ini tegak?
Mari kita perjuangkan bersama.(kholda)
No comments:
Post a Comment