Keteguhan Istri Ditinggal Suami



Siyono digelandang Densus 88 dalam keadaan hidup, lalu dipulangkan dalam keadaan tak bernyawa. Tiba-tiba saja Suratmi, istrinya, harus menanggung hidup 5 anak-anaknya. Maka, dua gepok uang bernilai Rp200 juta jelas sangat menggoda iman.

Namun Suratmi sedikitpun tidak tergiur. Ia adalah sosok istri keluarga Islam yang teguh dan loyal terhadap Allah SWT. Berbekal istikharah, ia menolak mentah-mentah segala bujuk rayu agar meneken surat pernyataan berisi: menerima kondisi jenazah suami; tidak akan melakukan penuntutan pada Densus 88, tidak akan mengautopsi jenazah suami, dan mnerima uang kerahiman.

Ia lebih memilih tetap mencari keadilan atas kematian suaminya. Bahkan, sekalipun intimidasi dan ancaman bertubi-tubi, tak menyurutkan langkahnya. Saat tersiar rumors ia akan diusir dari kampungnya, Suratmi berkata tegas “Bumi Allah itu luas. Saya siap tinggal di manapun.”

Potret Miris Keluarga Metropolis



Siapa yang tak kenal Marshanda. Ketika papanya ditangkap Dinas Sosial beberapa waktu lalu, semua keheranan. Beruntung kini sang papa dan anak sudah berkumpul kembali bersama keluarganya. Fakta miris itu adalah bagian buruk dari potret keluarga metropolis masa kini. Keluarga modern serba sibuk yang rentan tercerai berai.



Keluarga Ideologis Gemar Bersedekah



Sedekah adalah perintah Allah SWT yang banyak keutamaannya. Sudah selayaknya keluarga muslim gemar bersedekah. Namun di zaman saat peradaban didominasi oleh ideologi sekuler saat ini, tampaknya bersedekah pun perlu strategi. Pasalnya, ada yang memanfaatkan kedermawanan umat Islam untuk menyuburkan pengemis. Maka, anjuran untuk tidak memberi pada pengemis jalanan ada benarnya.

Selain itu, ada juga yang meminta sumbangan untuk memperkaya diri. Bahkan untuk kegiatan misionaris, jika umat muslim tidak kritis mempertanyakan peruntukannya. Meski sedekah memang tidak perlu diungkit-ungkit demi menjaga keikhlasannya, ada baiknya kita tahu benar ke mana sedekah itu disalurkan, bukan?

Yang jelas, prinsip sedekah adalah memberikan sebagian harta kita pada mereka yang membutuhkan. Jika memberi pada orang yang mampu, itu namanya hadiah. Tetapi, sedekah atau hadiah, dengan niat menyalurkan sebagian rezeki kita, dua-duanya dianjurkan. Nah, orang-orang di sekitar kita inilah yang bisa dijadikan prioritas dalam menyalurkan sebagian harta kita: