Selain
itu, ada juga yang meminta sumbangan untuk memperkaya diri. Bahkan
untuk kegiatan misionaris, jika umat muslim tidak kritis
mempertanyakan peruntukannya. Meski sedekah memang tidak perlu
diungkit-ungkit demi menjaga keikhlasannya, ada baiknya kita tahu
benar ke mana sedekah itu disalurkan, bukan?
Yang
jelas, prinsip sedekah adalah memberikan sebagian harta kita pada
mereka yang membutuhkan. Jika memberi pada orang yang mampu, itu
namanya hadiah. Tetapi, sedekah atau hadiah, dengan niat menyalurkan
sebagian rezeki kita, dua-duanya dianjurkan. Nah, orang-orang di
sekitar kita inilah yang bisa dijadikan prioritas dalam menyalurkan
sebagian harta kita:
1.
Kerabat terdekat
Jika
ada saudara dekat yang kekurangan, merekalah prioritas sedekah.
Termasuk kerabat di kampung halaman yang mungkin serba kekurangan.
Tanpa menunggu diminta, tidak ada salahnya rutin mengirimkan sebagian
rezeki untuk mereka. Jika mereka bukan orang miskin pun, tetap baik
menjalin silaturahim dengan menghadiahi sebagian rezeki tersebut.
2.
Tetangga terdekat.
Tetangga
adalah “kerabat” terdekat kita. Mereka layak mendapat sedekah,
jika kita tahu mereka sedang kesulitan. Bahkan jika tidak meminta
bantuan pun, memberi hadiah tetangga sama indahnya dengan bersedekah.
3.
Pekerja rumahan atau orang-orang yang berjasa pada keluarga.
Bagi
keluarga yang memiliki pembantu rumah tangga, baby sitter, tukang
kebun atau sopir, mereka juga sasaran untuk bersedekah. Penghasilan
mereka kadang tidak cukup untuk biaya hidup. Kerap kita temukan,
mereka memohon utang karena terdesak kebutuhan. Sekali-kali baik jika
kita membebaskan mereka dari utang. Itu juga bernilai sedekah, bukan?
Termasuk pada pihak-pihak yang berjasa dalam keluarga, seperti sopir
jemputan anak sekolah, guru ngaji atau guru privat anak-anak, dll.
Kalau mereka bukan golongan miskin pun, berarti kita telah memberi
hadiah.
4.
Orang cacat dan anak yatim
Ada
pengemis di jalanan yang terkategori cacat fisik, yang sama sekali
tidak mampu berkarya. Mereka bisa menjadi sasaran sedekah dibanding
pemuda pengamen yang masih gagah. Apalagi anak punk yang kerjaannya
memaksa, menakut-nakuti penumpang angkutan umum. Demikian pula
berdonasi untuk anak yatim, sangat dianjurkan.
5.
Infak untuk dakwah
Dakwah,
khususnya untuk menegakkan sistem Khilafah Islamiyah juga membutuhkan
biaya tidak sedikit. Infak di jalan ini bahkan akan menyelesaikan
seluruh persoalan peminta-minta, kelak jika sistem telah berhasil
ditegakkan. Maka sungguh pahala besar jika kita mampu berkontribusi
terbaik bagi jalan dakwah fi sabilillah.
6.
Wakaf pembangunan
Bagaimana
dengan para peminta-minta sumbangan untuk pembangunan masjid atau
madrasah? Mereka beroperasi di jalan menggunakan jaring-jaring maupun
door to door dari
rumah ke rumah. Banyak yang menganjurkan agar tidak memberi, karena
tidak percaya mereka amanah. Apalagi, mereka terlihat menjadi peminta
sumbangan abadi. Buktinya, bertahun-tahun rutin mengetuk pintu rumah
dengan penampilan dan proposal yang sama.
Agar
tidak muncul su'udzon atau fitnah, langsung saja tanyakan
kebenarannya pada yang bersangkutan. Jika tidak mau menyumbang tidak
masalah. Lebih baik menyumbang pada pembangunan masjid atau madrasah
dekat rumah yang tampak nyata di depan mata.
Yang
celaka itu adalah jika kita terus menerus memupuk rasa curiga pada
peminta-minta sumbangan, sementara memberi juga tidak. Alangkah
baiknya jika tetap berhusnuzon, disebabkan hampir semua pembangunan
fasilitas umat saat ini masih banyak yang mengandalkan swadaya
masyarakat. Tetapi yang terpenting, kemanapun dan kepada siapapun,
infak dan sedekah harus ikhlas dan benar. Wallahu'alam.(kholda)
No comments:
Post a Comment