Membuat Anak Bahagia



Trio A malem-malem di depan Graha Pena.
Semua orang tua ingin menghasilkan anak yang sholeh, berakhlak, cerdas, sehat fisik dan mental. Ya, kebanyakan orangtua terfokus untuk menjadikan anak pintar, bila perlu jenius. Juga, menjadikan anak cantik-cakep dengan penampilan yang trendy dan fashionable. Atau fokus agar anak gemuk dan menggemaskan. Ada pula yang mengarahkan anak pada kesholehan dengan seabrek agenda: sholat rutin, hafalan surat, tadarus Alquran, amalan sunah, menutup aurat dan bertutur kata baik. Semua itu tidak salah, bahkan sangat ideal. Tapi, apakah “ambisi” orangtua itu membahagiakan anak?



Ya, orang tua kerap mengabaikan faktor kebahagiaan anak. Misal, melarang pakai baju ini-itu hanya karena tidak macthing.
Lantas, bagaimana agar membuat anak tetap bahagia dengan segala yang kita targetkan? Sejatinya banyak hal-hal kecil yang kita berikan kepada anak, sudah cukup membuat mereka merasa bahagia. Terlebih bagi anak-anak usia dini yang masih membutuhkan banyak sekali rangsangan. Penting untuk membuat mereka merasa diperhatikan dan disayang. Apa hal-hal kecil itu?


1. Sapaan Hangat
Selalu sapalah anak ketika bertemu atau berpisah. Bila bertemu, sambutlah dengan kehebohan dan kegembiraan, sehingga si kecil akan menangkap kesan bahwa orangtuanya senang bertemu dengannya.

2. Sentuhan Lembut
Usapan lembut, pelukan hangat serta kecupan setiap saat kapanpun sempat, membuat anak selalu merasa disayang. Tak pernah ada yang lebih diharapkan dari perlakuan lembut tersebut bagi anak. Sebaliknya, sering-seringlah minta dicium dan dipeluk anak. Anak akan merasa senang memiliki perasaan diinginkan dan dibutuhkan.

3. Sediakan Waktu
Luangkan waktu untuk pergi berdua dengan si kecil. Hanya fokus menyediakan diri untuk anak. Ini beda dengan mengajak serta anak dalam kegiatan kita. Cukup sederhana, misal bermain di taman atau lapangan, makan es krim bersama, dan melakukan kegiatan-kegiatan yang melibatkan banyak interaksi dengannya. Pilih kegiatan yang dia suka.

4. Berbincang Bersama
Selalu ajak anak berbincang, berdiskusi dan berdialog. Perlakukan sejajar. Ajak duduk bersama. Timbulkan perasaan Anda selalu ingin berada di dekatnya.

5. Tahu Kegiatan Anak
Membicarakan kegiatan anak dengan antusias, membuat anak merasa diperhatikan. Bersikaplah mendukung aktivitasnya. Arahkan kepada kegiatan positif. Termasuk, bila membuat janji dengan anak, sebisa mungkin jangan membatalkannya.

6. Nama Spesial
Ciptakan nama spesial khusus untuk anak. Tentu nama yang baik yang bisa bermakna doa. Panggilan yang eksklusif milik anak dari kita. Hal ini akan membuatnya merasa sangat spesial.

7. Libatkan dalam Keputusan
Rangsang anak menyampaikan pendapat. Libatkan dalam membuat keputusan kecil. Misalnya mau makan apa, mau pakai baju apa, pasta gigi rasa apa yang akan dibeli, dl. Ini membuat si anak percaya diri dan merasa dibutuhkan. Merasa senang pendapatnya didengar.

8. Berikan Kepercayaan

Menganggap anak bisa melakukan kegiatan seperti yang dilakukan orang dewasa, sangat menyenangkan baginya. Maka libatkan dia dalam kegiatan seperti memasak, menyapu, dll. Yang penting tidak membahayakan. Jika ia merebut kamera atau handphone kita, jangan langsung reaktif melarang. Sebaliknya, ajari dan minta ia mengambil gambar kita misalnya. Pasti dia merasa bangga.

9. Pesan Spesial
Jika anak sudah bisa membaca, tuliskan pesan-pesan spesial khusus untuknya. Misalnya jika kita pergi sebelum ia bangun tidur, tulis pesan di kertas kecil dan letakkan di samping tempat tidurnya. Katakan Anda merindukannya dan tak sabar untuk segera bermain dengannya lagi. Jika Anak membawa bekal sekolah, tak ada salahnya sekali-sekali menyisipkan pesan yang menyemangatinya belajar.
Perhatian-perhatian kecil seperti itu, besar artinya bagi anak. Mereka akan tumbuh dalam kebahagiaan. Dan, itu juga akan membahagiakan kita, bukan?(kholda/berbagai sumber)

* Tulisan ini tayang di Media Umat edisi 151

No comments: