Oleh Kholda Naajiyah
Kasih Ramadani (7)
berjalan sempoyongan mengambil air untuk membersihkan darah yang
mengalir di wajahnya, di rumah Eko Hendro (40) di Dusun Buwek, Desa
Sitirejo, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang, Sabtu (21/2). Lalu ia
menghampiri pembunuhnya, Deni (30).
“Anak saya sempat cuci muka,
lalu meminta maaf ke saya. Setelah itu dia roboh. Saya sangat
menyesal,” kata Deni yang tak lain ayah kandung Kasih. Ia menghajar
Kasih dengan bambu, hanya karena berebut baju baru dengan kakaknya,
Dina Marcelia (8). Baju itu pemberian Eko Hendro, adik ipar Deni
(republika.co.id, 22/2/15). Alih-alih menikmati baju baru, nyawa
Kasih melayang.
Nauzubillahi minzalik.
Hari ini kita menyaksikan begitu banyak orang yang menyia-nyiakan
amanah berupa anak. Tak terkecuali anak perempuan seperti Kasih.
Persis di masa jahilyah ketika penguburan hidup-hidup bayi perempuan
menjadi tradisi bangsa Arab. Atau saat peradaban Barat masih
menanyakan apakah wanita tergolong manusia apa hewan?
Berbeda dengan Islam
yang sangat menjunjung tinggi anak perempuan. Bukan bermaksud
melebihkan mereka dibanding anak laki-laki, namun beberapa nash
Alquran dan hadits menyebut keutamaan menyayangi anak perempuan.
Bahkan, pihak yang memelihara kehormatan perempuan dijanjikan surga
oleh-Nya. Misalnya beberapa hadits yang menjelaskan tentang imbalan
bagi orang-orang yang mempelakukan anak, saudara dan orang-orang
perempuan dengan baik adalah sebagai berikut:
1. Rumah yang di
dalamnya terdapat anak-anak perempuan maka setiap hari Allah SWT
menurunkan 12 rahmat, para malaikat tidak terputus-putus mengunjungi
rumah itu, dan para malaikat setiap hari akan mencatat untuk kedua
orang tuanya pahala yang sama dengan pahala ibadah 70 tahun (HR Abu
Ya’la).
2. Barang siapa
diamanati Allah seorang putri, bila mati tidak ditangisi dan bila
hidup dididik secara baik, maka dia dapat jaminan surga (HR Abu
Dawud, Hakim dari ibnu Abbas).
3. Barang siapa
menyenangkan anak perempuan, maka ibarat menangis karena takut kepada
Allah. Dan barang siapa menangis karena Allah, maka Allah
mengharamkan jasadnya masuk ke dalam neraka. (HR Abu Ya’la, Ahmad)
Dewasa ini, tantangan
mendidik dan menjaga anak perempuan sangat berat. Fitnah berkenaan
dengan anak perempuan sangat dahsyat. Di alam sekuler ini, anak
perempuan menjadi objek eksploitasi, seksualitas, bahkan komoditi
murahan.
Tantangan mendidik anak
perempuan agar teguh pada ajaran Islam berhadap-hadapan dengan godaan
gaya hidup, trend, fashion, food dan fun yang menjanjikan kenikmatan
dan materi duniawi. Butuh upaya sangat ekstra untuk menanamkan
nilai-nilai Islam agar anak tidak tergoda. Mendidik anak perempuan
harus dengan lemah lembut, kesabaran, telaten dan keuletan. Mereka
memiliki karakter tersendiri yang harus dipahami dan dimengerti.
Maka sungguh beruntung
jika orangtua mampu menjaga, mendidik dan mengarahkan anak
perempuannya agar menjadi pribadi shalehah sebagaimana harapan Allah
SWT. Semoga anak-anak perempuan kita menjadi pintu surga di akhirat
kelak.(*)
* Tulisan ini tayang di Media Umat Edisi 146
Tsabita waktu masih umur 4 tahunan. Foto: Asri |
No comments:
Post a Comment