Oleh Kholda Naajiyah
Belakangan ini muncul
fenomena anak-anak dewasa yang kurang respek kepada orangtuanya. Tak
dipungkiri, itu disebabkan penerapan sistem sekuler liberal yang
telah menghancurkan fungsi-fungsi keluarga dalam tatanan kehidupan
masyarakat.
Munculah petaka berupa
anak-anak pembangkang. Ada anak yang tega menggugat ibunya, anak yang
kabur dari rumah, anak yang menikah tanpa restu orangtua dan anak
yang tak peduli keluarganya. Dalam skala lebih “ringan”, ada anak
yang kurang patuh pada orangtua, tak mau mendengar nasihatnya, bahkan
mulai berani membantah dan membentak orangtua.
Apa yang salah? Adakah
orangtua salah asuh sehingga anak-anak menjadi durjana? Nah, berikut
ini beberapa tips yang bisa dilakukan untuk memperbaiki pola
pengasuhan dan menasihati anak-anak yang cenderung membantah:
1 Kembalikan peran
ibu dan ayah
Bisa jadi, tergerusnya
fungsi ibu di rumah telah menggerus pula kesalehan si anak. Pasalnya,
hari ini, begitu banyak kaum ibu yang alpa dengan fungsi keibuannya
disebabkan banyak faktor. Nah, ibu punya peran sentral di rumah.
Jangan terbalik. Libatkan ayah dalam mendidik anak, bukan sibuk
dengan urusan mencari nafkah saja.
2 Introspeksi diri
Lihat kekurangan dan
kesalahan dalam mendidik dan menjadi teladan bagi anak-anak. Ingat,
anak adalah peniru orang tua. Jangan-jangan karakter anak yang suka
membantah itu juga meniru orangtuanya.
3 Diagnosa sebab
“kedurhakaan” anak
Ada anak yang tadinya
penurut, tiba-tiba suka membantah. Bisa jadi hal itu karena ada
kekecewaan yang dipendam si anak. Mungkin atas janji orangtua yang
tak tertunaikan, orangtua yang tidak konsisten antara ucapan dan
perbuatan. Atau bisa juga karena salah pergaulan.
4 Lakukan
pendekatan
Jangan melakukan
pembiaran dan malah menjauhinya. Dekatilah dengan lemah lembut, agar
anak dapat merasakan kebaikan orang tua yang sudah tertutup oleh
emosi sesaatnya.
5 Ingatkan
kelahirannya
Anak diingatkan tentang
siapa dirinya dan bagaimana proses kehadirannya di dunia ini.
Jelaskan, anak tak akan ada tanpa perantara kasih sayang orang
tuanya. Karena itu, wajib baginya hormat dan respek pada
orangtua.“Dan, Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik)
kepada dua orang ibu-bapaknya, ibunya telah mengandungnya dalam
keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.
Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya
kepada-Kulah kembalimu.” (QS Luqman [31]: 14).
6 Nasihati dari hati
ke hati
Allah mewajibkan kepada
setiap anak untuk tetap mengasihi dan menyayangi kedua orang ibu
bapaknya, bahkan diperintahkan selalu mendoakan untuk kebaikan
keduanya. Tidak ada alasan bagi anak sedikit pun untuk berlaku kasar
kepada dua orang ibu bapaknya.
Ingatkan bahwa orang
yang berani mendurhakai orang tua, selanjutnya akan mendurhakai
Allah. Bagaimana tidak, kalau kepada orang tua yang mengandungnya
dengan kasih sayang dan melahirkannya dengan penuh pengorbanan,
menjaga, mengasuhnya, serta mendidik dan membesarkannya, lalu tak
pandai berterima kasih, besar kemungkinan anak ini tidak pandai
berterima kasih atas nikmat-nikmat Allah.
Terakhir, sampaikanlah
nasihat Rasul berikut: “Semua dosa itu akan Allah tunda hukumannya
menurut kehendak-Nya sampai hari kiamat nanti, kecuali hukuman
terhadap perbuatan zina dan durhaka kepada kedua orang tua atau
memutuskan silaturahim, sesungguhnya Allah akan memperlihatkan kepada
pelakunya di dunia sebelum datang kematian.” (HR Bukhari dalam
kitab al-Adab al-Mufrad).
Demoga kelak anak-anak
saat dewasa tidak menjadi generasi pembangkang.(kholda berbagai
sumber)
* Tayang di Media Umat Edisi 142
Ibu-ibu saat menghadiri acara Konferensi di SICC Sentul. Foto: Asri |
No comments:
Post a Comment